Abstrak
Biofilm Streptococcus mutans merupakan salah satu faktor utama dalam terjadinya karies gigi. Upaya pengendalian biofilm sangat penting dalam pencegahan penyakit gigi dan mulut. Penggunaan bahan alami sebagai agen antibiofilm telah menjadi fokus dalam bidang kedokteran gigi preventif, termasuk kombinasi antara ekstrak kulit pisang (Musa paradisiaca) dan kitosan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas kombinasi kedua bahan tersebut dalam menghambat pembentukan biofilm S. mutans. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak kulit pisang dan kitosan memberikan efek sinergis dalam menurunkan pembentukan biofilm secara signifikan dibandingkan pemberian tunggal masing-masing bahan.
Kata kunci: biofilm, Streptococcus mutans, kulit pisang, kitosan, antibiofilm
1. Pendahuluan
Karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling umum, terutama pada anak-anak dan remaja. Penyebab utama karies adalah aktivitas bakteri Streptococcus mutans dalam membentuk biofilm pada permukaan gigi. Biofilm tersebut memungkinkan bakteri bertahan lebih lama di lingkungan rongga mulut dan lebih resisten terhadap agen antimikroba konvensional.
Ekstrak kulit pisang dikenal mengandung senyawa aktif seperti tanin, flavonoid, dan saponin yang bersifat antibakteri dan antioksidan. Di sisi lain, kitosan adalah biopolimer alami yang berasal dari kitin dengan kemampuan antibakteri, biokompatibel, dan mampu mengganggu struktur biofilm. Kombinasi kedua bahan ini diharapkan dapat memberikan efek sinergis dalam menekan pembentukan biofilm S. mutans secara efektif dan aman.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Biofilm dan Peran S. mutans
Streptococcus mutans adalah bakteri gram positif yang dapat memproduksi glukan dari sukrosa, membentuk struktur biofilm yang melekat kuat pada permukaan gigi. Biofilm inilah yang menjadi lingkungan pelindung bagi bakteri dari lingkungan eksternal, termasuk agen antimikroba dan imunitas tubuh.
2.2 Potensi Ekstrak Kulit Pisang
Kulit pisang merupakan limbah organik yang sering diabaikan, padahal kaya akan senyawa fenolik, tanin, dan flavonoid yang memiliki aktivitas antibakteri dan antioksidan. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan cara menghambat enzim metabolik bakteri dan merusak dinding sel mikroorganisme.
2.3 Karakteristik Kitosan
Kitosan memiliki muatan positif yang dapat berikatan dengan dinding sel bakteri yang bermuatan negatif, sehingga mengganggu permeabilitas membran dan menyebabkan kebocoran isi sel. Selain itu, kitosan mampu menembus matriks biofilm dan mengganggu adhesi bakteri terhadap permukaan gigi.
2.4 Kombinasi Antibakteri Alami
Pendekatan kombinasi dua agen antibakteri alami bertujuan untuk mendapatkan efek sinergis, mengurangi dosis tunggal yang dibutuhkan, dan meminimalkan resistensi bakteri. Kombinasi ekstrak kulit pisang dan kitosan merupakan alternatif menarik dalam pengembangan agen antibiofilm alami.
3. Metode Penelitian
3.1 Preparasi Ekstrak dan Larutan Kitosan
Kulit pisang dikeringkan dan diekstraksi menggunakan pelarut etanol 70% melalui metode maserasi. Kitosan dilarutkan dalam asam asetat 1% untuk menghasilkan larutan kitosan 1%. Kombinasi dibuat dengan mencampurkan larutan ekstrak kulit pisang dan kitosan dalam berbagai rasio konsentrasi (1:1, 2:1, 1:2).
3.2 Pengujian Biofilm S. mutans
Streptococcus mutans ditumbuhkan dalam media BHI broth yang ditambah sukrosa 1%. Biofilm dibentuk dalam mikrotiter plate selama 24 jam. Setelah inkubasi, perlakuan dilakukan dengan penambahan kombinasi ekstrak dan kitosan, lalu dicuci, difiksasi, dan diberi pewarna kristal violet untuk pengukuran densitas biofilm melalui pembacaan OD pada 595 nm.
3.3 Analisis Statistik
Data absorbansi dianalisis menggunakan ANOVA satu arah untuk membandingkan kelompok perlakuan dan kontrol, diikuti uji post-hoc Tukey untuk mengetahui perbedaan signifikan antar kelompok.
4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Efektivitas Kombinasi terhadap Biofilm
Hasil menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak kulit pisang dan kitosan secara signifikan menurunkan densitas biofilm S. mutans dibandingkan kontrol negatif dan perlakuan tunggal. Kombinasi dengan rasio 2:1 menunjukkan efektivitas tertinggi, dengan penurunan biofilm hingga 65%.
4.2 Mekanisme Sinergis
Senyawa aktif dalam kulit pisang diduga bekerja pada dinding sel dan metabolisme bakteri, sedangkan kitosan mengganggu adhesi dan integritas biofilm. Kombinasi keduanya mempercepat disrupsi struktur biofilm dan meningkatkan penetrasi ke dalam lapisan biofilm yang kompleks.
4.3 Potensi Aplikasi Klinis
Dengan efektivitas yang tinggi dan bahan dasar alami yang aman serta mudah diperoleh, kombinasi ini dapat dipertimbangkan untuk dikembangkan menjadi obat kumur, gel antibiofilm, atau bahan tambahan dalam pasta gigi untuk mencegah karies gigi sejak dini.
5. Kesimpulan
Kombinasi ekstrak kulit pisang dan kitosan efektif menghambat pembentukan biofilm Streptococcus mutans. Kombinasi ini menunjukkan efek sinergis yang lebih baik dibandingkan penggunaan masing-masing bahan secara terpisah. Temuan ini mendukung pengembangan agen antibiofilm berbasis bahan alam sebagai pendekatan preventif dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Recent Comments